WHEN WE ARE YOUNG
Mocca Melihat Perjalanan 17 Tahun
Penyanyi : MOCCA
Lagu : WHEN WE ARE YOUNG
Ciptaan : Stephen Irianto Wally
Penata Musik :
Tujuh belas tahun bukan waktu yang pendek. Manusia menjadi remaja, mulai membangun masa depan. Kalau bicara band? Tentu saja, ada banyak hal yang telah dirayakan bersama.
Tahun 2016, kelompok musik Mocca merayakan ulang tahun ke-17. Empat orang personilnya masih sama, Arina Ephipania, Riko Prayitno, Toma Pratama dan Indra Massad. Mereka tumbuh bersama. Melihat ke belakang, ada banyak hal terjadi. Perayaan, tentu saja tidak boleh dilewatkan, bahkan sesering mungkin harus diulang.
Untuk merayakan hitungan tahun yang penting ini, Mocca merilis sebuah single berjudul When We Were Young dalam format flexi disc. Single ini ditulis oleh Riko Prayitno dan liriknya dibuat oleh Arina Ephipania. Pertama kali, lagu ini dipertontonkan untuk orang banyak di pertunjukan kembalinya Mocca ke Java Jazz Festival tahun 2016 ini.
“Lagu itu sebenarnya kita tulis sebagai hadiah perkawinan untuk pemain kibor kami, Agung Nugraha,” ujar Riko Prayitno.
Agung Nugraha adalah salah satu orang yang paling setia hidup bersama Mocca. Ia ada mengisi kibor di nyaris seluruh penampilan Mocca sejak awal sampai hari ini.
“Ceritanya sebenarnya terinspirasi dari film Up. Saya membayangkan bagaimana rasanya mengenang masa lalu ketika kita sudah berjalan jauh meninggalkan momen itu. Dalam kisah Mocca, ya kami sekarang sudah tidak muda lagi dan ada banyak kisah yang pernah mampir dalam tujuh belas tahun terakhir ini. Lagunya jadi relevan. Karena kalau ngomong gini, jadinya kami juga suka melihat ke belakang, apa saja yang telah kami lakukan bersama-sama. Termasuk melewati masa-masa susah dan bahagia bersama,” papar Arina Ephipania.
Perjalanan Mocca selama tujuh belas tahun bersama, jelas merupakan sebuah petualangan naik-turun yang menarik untuk disimak. Mocca yang hari ini, adalah salah satu band berkategori paling sibuk di scene musik independen Indonesia. Proses menjadi salah satu yang paling sibuk itu, tentu saja sudah melalui berbagai macam fase mengecewakan yang hanya bisa dilewati dengan kebesaran hati.
“Kalau diingat, momen paling berat beberapa tahun ke belakang ini, ya tentu saja absennya Arina dari kehidupan kita semua di Indonesia. Pada saat itu, ya kami tidak aktif di panggung. Lumayan membuat kerinduan yang akut, baik untuk kami maupun para pendengar yang selalu bertanya kapan kami main,” ingat Riko.
“Tapi, ya emang kuncinya sabar dan percaya bahwa keadaan akan lebih baik. Sekarang, dengan menetapnya Arina kembali di Indonesia, terbukti kan bahwa kesabaran kami waktu itu memang berbuah hasil yang positif,” lanjutnya.
Sedikit banyak, lagu When We Were Young menggambarkan fluktuasi model begitu. Yang lebih spesial, lagu ini menampilkan vokal tamu yang diisi oleh Vicky Mono, vokalis band metal Burgerkill.
“Vicky digarap sama Arina di studio rekaman. Bisa jadi, itu pengalaman baru untuknya. Yang jelas, dapatlah dia pelajaran vokal dari Arina,” seloroh Riko lagi.
Arina, memang dikenal memegang penuh kendali aransemen vokal di dalam seluruh rekaman Mocca. Kelebihannya yang satu ini, memang telah mendapat pengakuan dan standar kerasnya juga dikenal luas menjadi sebuah momok yang ditakuti di kalangan musisi di sekitar Mocca.
“Kami ingin mencoba pendekatan yang baru sebenarnya. Bagaimana misalnya mencampur musik Mocca yang seperti ini dengan vokalis yang berbeda jauh karakter karyanya. Tapi, Vicky melakukan tugas yang sangat baik di lagu ini,” tambah Toma Pratama menimpali.
Pemain drum Indra Massad, menambahkan, “Kalau didengar sekilas, sulit kan menemukan Vicky yang biasanya? Ternyata, dia boleh juga kalau diajak nyanyi begini.”
Debut penampilan Mocca dan Vicky Mono menyanyikan When We Were Young sudah tersebar luas di Youtube. Layaknya musisi yang baik, apa yang mereka rekam, ternyata bisa dimainkan dengan sama baik di atas panggung.
Eksplorasi yang tidak berhenti seolah menegaskan bahwa Mocca memang berada di jalur yang tepat untuk berpuluh-puluh tahun ke depan. Perjalanan, masih jauh dari kata akhir.
“Tujuh belas tahun jelas tidak sebentar. Tapi kami berharap bahwa ini adalah sebuah milestone penting untuk Mocca. Dari sini, kami bisa melaju mengejar banyak hal yang mungkin saja muncul di masa yang akan datang. Yang paling penting, kami ingin terus berkarya,” tutup Indra Massad.